Harus Tahu! Sejarah Timnas Indonesia dari Masa ke Masa
10 July 2025
Perjalanan sejarah Timnas Indonesia tak lepas dari semangat perjuangan, nasionalisme, dan perlawanan di masa kolonial Belanda.
Sebagai olahraga yang paling populer di tanah air, setiap laga Timnas selalu disambut antusias, apalagi saat bermain di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Di balik euforia tersebut, Timnas Indonesia memiliki perjalanan panjang, mulai dari era Hindia Belanda, pendirian PSSI, masa kejayaan, hingga era pelatih asing.
Artikel ini akan mengajak kamu menyusuri sejarah Timnas Indonesia dari masa ke masa. Simak sejarah lengkapnya di bawah ini, ya!
BACA JUGA: Daftar Lengkap Anggota Timnas Indonesia Terkini, Siapa Saja?
Sejarah Timnas Indonesia di Era Hindia Belanda
Sebelum Indonesia merdeka, Timnas dikenal dengan nama Dutch East Indies atau Hindia Belanda, yang saat itu dikelola oleh Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Organisasi ini bergabung dengan FIFA pada 24 Mei 1924.
Tim ini mencatat beberapa pertandingan awal yang penting, yaitu pada:
- 1921: Melawan Singapura di Batavia, menang 1-0
- 1928: Melawan Australia, menang 2-1
- 1930: Melawan tim Shanghai, imbang 4-4
- 1934: Melawan Jepang di Far Eastern Games di Manila, menang 7-1
Puncaknya, Hindia Belanda menjadi tim Asia pertama yang tampil di Piala Dunia FIFA 1938 di Prancis. Meski kalah telak 0-6 dari Hungaria di babak pertama, partisipasi ini menjadi awal mula sejarah Timnas Indonesia terbentuk.
Berdirinya PSSI dan Lahirnya Timnas Indonesia
Setelah nasionalisme meningkat, muncul keinginan untuk melawan dominasi sepak bola kolonial Belanda.
Inilah yang melatarbelakangi pendirian PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) pada 19 April 1930 di Surakarta oleh tokoh pergerakan nasional, yaitu Soeratin Sosrosoegondo.
Tujuan PSSI adalah mempersatukan klub-klub lokal dan menjadi wadah perlawanan budaya melalui olahraga.
Pasca-kemerdekaan Indonesia tahun 1945, PSSI menjadi organisasi resmi yang membawahi sepak bola nasional.
Pertandingan pertama Timnas Indonesia sebagai negara merdeka terjadi pada Asian Games 1951, ketika Indonesia menghadapi India.
Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, Timnas Indonesia tampil cemerlang di berbagai ajang internasional, antara lain:
- 1956 (Olimpiade Melbourne): Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet 0-0, sebelum kalah di pertandingan ulang. Ini adalah salah satu pencapaian tertinggi Timnas di kancah dunia.
- 1958 (Asian Games Tokyo): Meraih medali perunggu sekaligus membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di level Asia.
- Turnamen Merdeka: Menjadi juara pada 1961, 1962, dan 1969.
- Prestasi ini melanjutkuan perjalanan sejarah Timnas Indonesia, terutama saat negara masih membangun identitasnya pasca kemerdekaan.
Pelatih Timnas Indonesia Sepanjang Masa
Berikut ini merupakan deretan pelatih yang mencatatkan namanya dalam sejarah Timnas Indonesia.
1. Tony Pogacnik (1954–1963)
Tony Pogacnik merupakan pelatih yang berasal dari Yugoslavia. Salah satu pelatih asing pertama yang menangani Timnas Indonesia secara sistematis.
Ia dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan modern dan disiplin. Pogacnik membawa Timnas Indonesia tampil di Olimpiade Melbourne 1956, sebuah prestasi yang gemilang pada masa itu.
Di bawah asuhannya, Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet 0-0, yang saat itu merupakan tim terkuat, sebelum akhirnya kalah di pertandingan ulang.
Pogacnik juga dikenal karena kontribusinya dalam membangun fondasi taktik dan fisik Timnas di era awal kemerdekaan.
2. Danurwindo (1996) & Nandar Iskandar (1999–2000)
Kedua pelatih lokal ini dipercaya memimpin Timnas Indonesia di masa transisi. Danurwindo memimpin Timnas pada tahun 1996. Ia dikenal karena pendekatannya yang metodologis dan ilmiah dalam melatih.
Di bawah kepelatihannya, Timnas Indonesia berhasil lolos ke Piala Asia 1996 untuk pertama kalinya. Danurwindo juga berperan besar dalam pengembangan metode kepelatihan modern di Indonesia setelah masa kepelatihannya.
Sementara itu, Nandar Iskandar, dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan nasionalis. Ia mengandalkan pemain lokal dan mempercayai kemampuan talenta dalam negeri. Ia juga sempat membawa Indonesia berprestasi di level Asia Tenggara.
3. Ivan Kolev (2002–2004, 2007)
Ivan Kolev berasal dari Bulgaria. Ia merupakan salah satu pelatih asing paling berpengaruh di era modern Timnas. Ia dipercaya pada dua periode, yaitu 2002–2004 dan 2007.
Prestasi terbaiknya adalah membawa Indonesia ke final Piala AFF 2004, meski akhirnya kalah dari Singapura. Kolev dikenal sebagai pelatih yang tegas dan taktis, serta berani mengandalkan pemain-pemain muda.
Ia merupakan salah satu pelatih yang memiliki peran penting dalam sejarah Timnas Indonesia.
4. Peter Withe (2004–2007)
Pelatih asal Inggris dan mantan striker Aston Villa ini membawa gaya sepak bola Eropa ke Timnas Indonesia. Di bawah asuhannya, Indonesia tampil cukup kompetitif di ajang Piala AFF 2007, meski belum meraih gelar.
Withe juga mendorong pentingnya fisik, pressing ketat, dan formasi bertahan yang solid. Meski tidak membawa hasil maksimal, struktur permainan yang lebih terorganisir menjadi warisan bersejarah dari masa kepelatihannya.
5. Alfred Riedl (2010, 2013–2014, 2016)
Alfred Riedl adalah pelatih asal Austria. Riedl dikenal gaya melatih yang tegas dan humanis. Ia dekat dengan pemain, disukai media, dan mampu memaksimalkan potensi tim meskipun waktu persiapannya sering terbatas.
Juru taktik dari Austria ini menangani Timnas dalam tiga periode berbeda, yaitu:
- 2010: Membawa Indonesia ke final Piala AFF (kalah dari Malaysia)
- 2013–2014: Fokus pada pembinaan dan seleksi pemain terbaik lokal
- 2016: Kembali membawa Indonesia ke final Piala AFF (kalah dari Thailand)
6. Luis Milla (2017–2018)
Luis Milla merupakan pelatih asal Spanyol dengan filosofi sepak bola modern, seperti penguasaan bola, umpan pendek, dan permainan menyerang.
Ia melatih Timnas Indonesia dan Timnas U-23 dalam persiapan menuju SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Milla membangun fondasi gaya bermain progresif dan dianggap berhasil meningkatkan kualitas teknis serta kepercayaan diri pemain muda.
Banyak pemain, seperti Evan Dimas dan Septian David Maulana berkembang pesat di eranya.
7. Simon McMenemy (2019)
Simon McMenemy ditunjuk sebagai pelatih Timnas setelah sukses membawa Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 pada tahun 2017.
Sayangnya, masa kepelatihannya di Indonesia berjalan singkat dan penuh tekanan. Ia memimpin tim di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, tapi hasil buruk (4 kekalahan beruntun) membuat PSSI memutuskan kontraknya pada akhir 2019.
McMenemy menghadapi kritik karena strategi bertahan yang pasif dan sulitnya beradaptasi dengan gaya main pemain Indonesia. Meskipun awalnya sempat mendapat dukungan, hasil di lapangan membuatnya tak bisa bertahan lama.
8. Shin Tae-yong (2019–2025)
PSSI menunjuk Shin Tae-yong (STY) pada tahun 2019 sebagai pelatih Timnas. Berasal dari Korea Selatan, STY membawa revolusi dalam sistem pelatihan dan pembinaan usia muda. Ia tidak hanya fokus pada tim senior, tetapi juga tim U-19, U-20, dan U-23.
STY dikenal dengan gaya bermain disiplin, taktis, dan dinamis dengan formasi andalan 3-4-3 atau 3-5-2. Sayangnya, pada 6 Januari 2025, STY diberhentikan mendadak oleh PSSI, padahal kontraknya sudah diperpanjang hingga 2027.
Namanya kini tercatat sebagai salah satu pelatih yang yang paling berjasa dalam perjalanan sejarah Timnas Indonesia.
Berikut ini pencapaian Timnas Indonesa di era Shin Tae-Yong.
- Final AFF 2020
- Lolos ke Piala Asia 2023 setelah absen 16 tahun
- Lolos ke 16 besar Piala Asia 2023
- Semifinal Piala Asia U-23 2024
- Lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026
9. Patrick Kluivert (2025–Sekarang)
Sebagai pengganti STY, Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda, resmi ditunjuk sebagai pelatih Timnas pada Januari 2025.
Ia membawa filosofi sepak bola menyerang khas Belanda dan didukung staf pelatih dari Eropa.
Saat ini, masyarakat Indonesia berharap Kluivert mampu membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Peran PSSI dalam Membangun Timnas Indonesia
Sebagai organisasi tertinggi sepak bola di Indonesia, PSSI memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan kompetisi profesional hingga membina pemain, pelatih, dan wasit.
Seluruh aktivitas dan kebijakan dijalankan berdasarkan Statuta PSSI 2019, yang menjadi dasar hukum dan panduan operasional organisasi.
PSSI kini berafiliasi dengan organisasi sepak bola terbesar di dunia, yaitu FIFA (sejak 1952), AFC (sejak 1954), dan AFF (sejak 1996).
Dapatkan Kartu Perdana AXIS Melalui AXIS Store dan Nikmati Bonus Berkali Lipat!
Sejarah Timnas Indonesia mencerminkan perjuangan, semangat nasionalisme, dan proses.
Sepanjang perjalanan, Timnas berhasil melewati masa sulit di era kemerdekaan, menghadapi konflik, dan menorehkan pencapaian bersejarah.
Selain itu, bagi kamu yang belum memiliki Kartu Perdana AXIS, kamu bisa membelinya dengan mudah dan cepat lewat AXIS Store.
Kamu bisa pilih jenis kartu SIM fisik atau eSIM sesuai kebutuhanmu, dan nikmati keuntungan flat ongkir hanya Rp9.000 ke seluruh Indonesia. Yuk, beli Kartu Perdana AXIS lewat AXIS Store sekarang!